Wednesday, April 12, 2017

CARA ISLAMI "ULANG TAHUN" ADALAH TIDAK MERAYAKANNYA

CARA ISLAMI "ULANG TAHUN"
ADALAH TIDAK MERAYAKANNYA
-------------------------------------------------------

Ya Ayyuhal Ikhwah..!
Telah berlalu beberapa “Birthday Reminder” kalian di facebook saya.
Di suatu bulan muncul pula “Birthday Reminder” saya di facebook kalian. Begitu seterusnya. Lalu ikut-ikutan, padahal jika kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri dengan BERKURANGNYA usia kita..?
Semakin dekatnya kita dengan KUBUR..? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu...? Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?

Indahnya persahabatan, tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun, akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah siapa yang paling tulus mendoakan.

Semoga Allah memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk saling mendoakan, bukan karena momen ulang tahun, tapi setiap saat sebagai manifestasi ukhuwah sesama muslim. Insyaa Allah...!

● Tinjauan - Sejarah Ulang Tahun

Perlu rasanya meninjau apa sih  ULANG TAHUN...!? Dan darimana asal acara tersebut. Agar jangan hanya ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.

Ternyata :
Acara Ulang Tahun ada disebut Dalam INJIL MATIUS 14 : 6 dan INJIL MARKUS 6 : 21

Pada masa-masa awal Nashrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka tidak merayakan Upacara UlangTahun, karena mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu adalah pesta yang mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.

Pada masa Herodeslah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil :

Injil Matius 14 : 6
Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes. (Matius14 : 6)

Injil Markus 6 : 21
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
(Markus 6 : 21)

Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup.
(Dalam buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)

-------------------------

● Sudah Tradisi...!?

Sudah menjadi kebiasaan ditengah ummat Islam mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.

Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia MUHAMMAD Shalallahu Alaihi Wasallam, dan kita ketahui bahwa :

- Rasulullah adalah orang yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya.

- Rasulullah paling mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya.

- Rasulullah paling mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih.

- Rasulullah adalah orang yang paling mengerti CARA BERSYUKUR.

● Selisihilah Orang Kafir

Adapun tradisi ULANG TAHUN ini merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum paganisme, maka Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya. Apakah Rasulullah pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa. Apakah Rasulullah mengikuti tradisi ini ?

Rasulullah pernah bersabda :

"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga".
Para sahabat bertanya,"Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab :"Siapa lagi jika bukan mereka?!".

Rasulullah bersabda :

“ Man tasabbaha biqaumin fahua minhum”
"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."
(HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar).

Allah berfirman :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
(QS. Al Baqarah : 120)

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’ : 36)

"... dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar."
(QS. an-Nuur : 15)

Ini penjelasan Nabi tentang sebagian ummatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih tuntunan dan cara hidup diluar Islam. Termasuk juga diantaranya adalah peringatan perayaan ULTAH, meskipun diperhalus dan ditutupi dengan label SYUKURAN atau ucapan selamat MILAD.

Seorang muslim dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH pada hari penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun harta kecuali orang yang menghadap ALLAH dengan membawa hati yang ikhlas dan amal yang soleh.

Jadi, alangkah baiknya jika tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yang mulia yang diajarkan oleh Rasulullah.

● Perayaan Ummat Islam

Dalam hadits riwayat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu :
Nabi shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah dan ketika itu penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bisa bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah, maka beliau bersabda :

“Aku datang pada kalian dalam keadaan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari tersebut dengan yang lebih baik yaitu hari Nahr (Iedul Adha) dan Iedul Fitri.”
(HR Ahmad, Abu Daud, Nasa’i dan Baghawi)

Apabila perayaan yang diada-adakan tersebut berasal dari perayaan orang-orang kafir, maka ini berarti dosa di atas dosa, sebab menyerupai mereka, dan itu merupakan bentuk loyalitasnya kepada mereka. Dan sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melarang Kaum Mukminin menyerupai mereka dan bersikap loyal kepada mereka dalam kitab-Nya yang agung.
Dan telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda :

من تشبه بقوم فهو منهم

” Barangsiapa yang menyerupai satu kaum, maka dia termasuk mereka “.
(HR.Abu Dawud dari Abdullah bin Umar)

Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik yakni do’a.

Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi, sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.

Al-Imam Muslim rahimahullah meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shahih-nya, yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah :

“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah Ummud Darda`radhiyallahu ‘anha :

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.”
(HR. Muslim)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan :

“Bahwasanya jika seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang malaikat berkata, ‘Amin (Ya Allah, kabulkanlah), dan bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan mengaminkan atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan kehadirannya.”

Subhanallah…
Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah,
ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut,
maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita, ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.

Dan semoga Allah ‘Azza wa Jalla,
Mengijabah doa-doa kita semua
Aamiin.
______________________
Doaku Untuk Sahabat
Dimana Saja Berada..!
.
Hukum Puasa Hari Kelahiran

❌Tidak ada dalil yang memerintahkan atau menganjurkan puasa hari kelahiran.

Adapun puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Senin, BUKAN karena hari Senin adalah hari kelahiran beliau.

❗Akan tetapi, beliau berpuasa pada hari Senin karena di hari itulah amal setiap hamba dilaporkan kepada Allah, dan beliau ingin agar ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam keadaan berpuasa.

❕Hanya saja, hari Senin ini bertepatan dengan hari kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalilnya, dari Usamah bin Zaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang alasan beliau sering berpuasa di hari Senin dan Kamis. Beliau menjawab,“Sesungguhnya, amal setiap hamba dilaporkan pada setiap Senin dan Kamis ….” (HR. Abu Daud; dinilaisahih oleh Al-Albani)

✒Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits, dari Dewan Pembina Konsultasi Syariah.
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Copas and  Posted by: 
BC WA Info Dakwah Islamic Center

Note: sumber gambar 3.gp.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment