Friday, May 17, 2019

Makalah penjelasan tentang pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia!


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Pengelolaan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memerlukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.
Penelitian pengolahan informasi menitik beratkan usahanya pada pelacakan dan pemberian urutan operasi pikiran dan hasilnya, yang berupa informasi dalam pelaksanaan tugas kognitif tertentu ( Anderson, 1980, hlm.13). Bidang lain yang termasuk dalam psikologi kognitif ialah sub ranah bahasa perumpamaan, memori, persepsi, intelegensi buatan, dan perkembangan kognitif. Istilah “pengolahan Informasi” mengandung pengertian adanya pandangan tertentu kearah studi individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap hari dari lingkungan sekeliling.




BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Model Pengolahan Informasi
Informasi terus memasuki pikiran kita melalui indera kita. Sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan kemudian di lupakan. Riset tentang memori manusia (lihat, misalnya, Anderson, 2005; Ashcraft, 2006; Bransford, Brown & Cocking, 1999; Byrnes, 2001; Elias & Saucier, 2006; Solso, 2001; Tulving & Craik, 2000) telah membantu pakar teori pembelajaran menjelaskan proses yang menyebabkan informasi diingat (atau dilupakan). Proses ini, yang biasanya disebut model pengolahan informasi Atkinson & Shiffrin. Ada tiga komponen utama memori ialah : Rekaman indera, memori kerja atau jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Rekaman indera adalah memori yang sangat pendek yang terkait dengan indera. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat. Begitu diterima, informasi diolah oleh pikiran sesuai dengan pengalaman dan keadaan mental kita. Kegiatan ini disebut persepsi. Rekaman indera menerima informasi dalam jumlah besar dan masing-masing indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa) dan menahannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari beberapa detik. Jika tidak ada yang terjadi pada informasi yang di tahan dalam rekaman indera ,informasi tersebut hilang dengan cepat. Informasi yang diterima indera tetapi tidak diberi perhatian akan terlupakan dengan cepat.
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka panjang.

B.   Faktor yang Membuat Informasi Bermakna
Ada beberapa faktor yang membuat sebuah informasi bermakna. Terutama kita sebagai guru, harus melakukan tugas terpenting, diantaranya; membuat informasi bermakna bagi siswa dengan menyajikan secara jelas dan terorganisir, dengan menghubungkannya ke informasi yang sudah ada dalam pikiran siswa, dan dengan memastikan siswa sudah benar-benar memahami konsep yang diajarkan dan dapat menerapkan ke situasi baru.
Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning) merujuk pada pengingatan fakta atau hubungan yang pada dasarnya adalah sembarangan. Sedangkan, pembelajaran bermakna merupakan pengelolaan informasi baru ke dalam pikiran yang terkait dengan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya.
Teori skema, teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka panjang di dalam skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait), yang memberikan struktur untuk memahami informasi baru.

C.   Penerapan Dalam Pendidikan
Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam mengajarkan membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah deiterapkan dalam pelajaran sains dan matematika.
Soal-soal pelajaran di kelas oleh teori pengolahan informasi ialah yang ada kaitannya secara langsung dengan proses kognitif. Dalam pengelolaan belajar di kelas, menurut teori ini harus dicari tahu perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif. Terutama dalam hal proses kognitif dalam pembelajaran, meliputi :
1.   Mengajarkan pemecahan masalah
2.   Konteks sosial untuk belajar.
Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas. Arti penting rancagan pembelajaran dalam pengolahan informasi ialah bahwa makna logis pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Makna psikologis ialah hubungan antara lambag, konsep, dan aturan dengan struktur kognitif siswa. Berikut ini adalah strategi pembelajaran dikelas yang dapat dikembangkan sesuai dengan teori ini :
1.      Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing penerimaan peserta didik yang baru.
a.      Pertanyaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta didik.
b.      Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang maksud yang dapat mengarahkan perhatian peserta didik.
c.      Bagaimana pengetahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar pengkodean informasi.
a.      Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
b.      Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
c.      Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk gladi sekunder.
d.      Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari. Meliputi :
a.      Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan dibandingkan dengan istilah kata.
b.      Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.

2.      Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan pemecahan masalah, yaitu :
Langkah 1 : Menganalisa sifat masalah, terdiri dari :
a.    Masalah itu menuntut proses apa ? (pengaturan, transformasi, induksi, analisa sejarah dan sebagainya)
b.     Apa saja hal-hal yang diketahui dalam masalah dan kendala-kendala yang ada pada pemecahan masalah itu.
c.    Dalam mengembangkan siasat pemecahan masalah secara optimum, langkah-langkah apa yang diperlukan ?
Langkah 2 : Menganalisa tingkah laku pemecaha masalah yang baru dalam pembelajran.
a.    Pada unsur maslah mana pemecahan masalah yang belajar lazimnya perhatian dipusatkan, bagaimana unsur – unsur yang berbeda dapat diperhatikan untuk memecahkan masalah.
b.    Unsur-unsur yang apa saja yang biasanya diabaikan dalam pemecahan masalah.
c.    Siasat umum apa yang secara khas dijalankan masalah yang baru yang tidak produktif?
Langkah 3 : Menyajikan masalah pada peserta didik dan melaksanakan langkah-langkah yang sesuai untuk membantu peserta didik melalui proses pemecahan masalah. Yaitu :
a.    Membantu siswa mengenali masalah. Kendala-kendala apa saja yang berasal masalah tersebut.
b.    Membantu siswa dalam merumuskan sub tujuan, membuat analisa sejarah, dan strategi yang cocok untuk mengatasi masalah itu.
c.    Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisan tujuan masalah dan strategi pemecahan masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk memvisualisasikan masalah itu.
d.    Memberikan pengarahan kembali jika perlu.

D.   Kekurangan dan Kelebihan teori pengolahan informasi
Sebagai sebuah teori, teori pengolahan informasi memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan teori pengolahan informasi adalah :
1.    Belajar bukan merupakan pokok yang diteliti, karena itu penerapan untuk pengajaran di kelas harus ditarik secara tidak langsung.
2.    Model komputer untuk proses kognitif mungkin atau mungkin juga tidak sahih.
       Sedangkan kelebihan dari teori pengolahan informasi dapat dideskripsikan bahwa dari teori ini diketahui pentingnya rancangan pembelajaran untuk proses-proses yang terjadi di dalam pengalihan informasi dari signal masukan menjadi sandi yang bermakna.













BAB III
SIMPULAN

A.   Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan mengetahui hal-hal yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.

2 comments: