A.
Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1. Tes
Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum”
yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini
dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai
metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan
tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat
yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan
demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Tes adalah suatu pertanyaan atau
tugas/seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
trait/atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau
tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Ebel dan
Frisbie 1996; Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995). Menurut Riduwan ( 2006: 37)
tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu kelompok.Menurut Allen Philips (1979: 1-2) A
test is commonly difined as a tool or instrument of measurement that is used to
obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or group.
Test biasanya diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang
digunakan untuk memperoleh data tentang suatu karakteristik atau ciri yang
spesifik dari individu atau kelompok.) Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah
sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang
atau obyek. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam
kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai
kelompok. Berdasarkan bentuknya dikenal adanya tes uraian (essay test) dan tes
objektif (objective test). Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni
a. Tes berdasarkan cara melakukannya juga dapat
dipilih menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Informasi tentang
trait/atribut pendidikan atau psikologik dapat juga didapatkan dengan cara
nontes. Misalnya dengan melakukan observasi, wawancara, angket, sosiometri,
catatan anecdote, dan sebagainya. Uraian lebih lanjut tentang tes dan nontes
akan dipaparkan lebih rinci pada bagian lain buku ini.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti
peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll.
Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau
non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas
dan reliabilitas yang tinggi.Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian
angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana
seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Menurut William
Shockley ( id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran). Pengukuran adalah perbandingan
dengan standar. Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Pengukuran adalah
suatu kegiatan untuk mengetahui informasi atau data secara kuantitatif.
Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baik-buruknya, tidak
menentukan siapa yang lulus dan tidak lulus.Menurut Rusli Lutan (2000:21)
pengukuran ialah proses pengumpulan informasi. Menurut Gronlund yang dikutip
Sridadi (2007) pengukuran suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh
deskripsi numerik dan tingkatan atau derajat karakteristik khusus yang dimiliki
individu.Menurut Allen Philips (1979: 1-2) a measure is the score that has been
assigned on the basis of a test. ( Pengukuran adalah mencetak prestasi yang
telah ditugaskan atas dasar suatu perjanjian.Menurut Kerlinger yang dikutip
Sridadi (2007) pengukuran sebagai pemberian angka-angka pada obyek atau
kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu.Menurut
id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas
untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen Menurut Sridadi
(2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan
alat ukur yang baku.Menurut Wolf (1984: 7) Measurement is the act of process of
measuring. (Pengukuran adalah tindakan dari proses dari mengukur.
Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif.Pengukuran adalah pemberian angka pada suatu
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang atau objek lain
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Karakteristik dari pengukuran adalah
penggunaan angka atau skala tertentu dan penggunaan aturan atau formula
tertentu (Ebel dan Frisbie 1996; Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995).
Misalnya, untuk mengukur berat atau tinggi badan seseorang kita akan dengan
mudah melakukannya karena alat ukur dan formulasinya telah diketahui secara
umum.
Pengukuran menjadi kompleks dan rumit bila kita
dihadapkan pada pengukuran tentang kecepatan cahaya, ketinggian puncak gunung,
daya penglihatan, kemampuan pendengaran, kecerdasan, kematangan, dan
kepribadian seseorang. Alat ukur dan formulasinya sangat khusus dan hanya orang
yang ahli di bidangnya yang bisa melakukannya. Dengan kata lain, tidak semua
orang bisa melakukan pengukuran dalam semua bidang dengan baik. Demikian juga
halnya dengan pengukuran dalam dunia pendidikan, yang pada umumnya hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang ahli di bidang pendidikan. Kemampuan ini merupakan
kemampuan profesional guru. Tanpa melakukan pengukuran, seorang guru tidak akan
mengetahui kemajuan proses belajar mengajar yang dikelolanya. Berdasarkan
uraian tersebut dapat diketahui ada dua karakter pengukuran, yakni pemakaian
angka atau skala tertentu, dan pemakaian atauran atau formula tertentu.
3. Peniaian
Groundlund (1971:6) mengungkapkan bahwa penilaian
merupakan deskripsi kualitatif dari tingkah laku siswa baik yang didasarkan
pada hasil pengukuran (tes) maupun bukan hasil pengukuran (nontes: catatan
anekdot, observasi, wawancara dll). Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php).
assessment adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam
konteks yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara
internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu
objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan
semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan
sebelumnya.Menurut www.elook.org/dictionary/assessment.htm Definition
of assessment: the classification of someone or something with respect to its
worth.( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau sesuatu
berkenaan dengan harganya.)Menurut Angelo (1991: 17) Classroom Assessment is a
simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well
their students are learning what they are being taught. (Penilaian Kelas adalah
suatu metode yang sederhana dapat menggunakan fakultas (sekolah) untuk
mengumpulkan umpan balik, awal dan setelahnya, pada seberapa baik para siswa
mereka belajar apa yang mereka ajarkan.)Menurut Suharsimi yang dikutip oleh
Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pengambilan
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk → bersifat
kualitatif.Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu
usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.Menurut Rusli Lutan (2000:9)
assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Asessment bertujuan untuk
menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan untuk keperluan informasi.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat
memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan
membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal.
Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik
untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus
menyadari bahwa kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu
indikator keberhasilan dalam pembelajaran.Penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian (assessment) merupakan
istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta
didik atau kelompok.
4. Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal
dari bahasa Inggris evaluation yang aberarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk
(1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi
adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere
(1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan
metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Rusli
Lutan (2000:22) evaluasi merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan data
yang terhimpun. Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Evaluasi adalah suatu
kegiatan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia
pendidikan seperti program pendidikan termasuk perencanaan suatu program,
substansi pendidikan seperti kurikulum, pengadaan dan peningkatan kemampuan
guru, pengelolaan pendidikan, dan lain-lain. Menurut Sridadi (2007) evaluasi :
suatu proses yang dirancang secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian
yang telah dilakukan sebelumnya.Allen Philips (1979: 1-2) evaluation is a
complex term that often is misused by both teachers and students. It involves
making decicions or judgements about students based on the extent to which
instructional objectives are achieved by them. (evaluasi adalah suatu istilah
kompleks yang sering disalahgunakan oleh para guru dan para siswa. Evaluasi
melibatkan pembuatan keputusan atau penghakiman tentang para siswa didasarkan
pada tingkat sasaran hasil yang dicapai oleh mereka.Menurut Sutarsih dan
Kadarsih yang dikutip oleh Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses untuk
memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan
cara pemberian tes kepada pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah
tujuan pembelajaran. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah
suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil
keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada
tujuan yang telah dirumuskan. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan.
B. Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian dan
Evaluasi
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih
ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada
hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen
lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil
asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar.
Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada
kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat
perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan
penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih
bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen
yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih
mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano
(2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program
pembelajaran.
Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara
asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria
dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu
dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk
asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam
seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.
Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope
asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa.
Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih
luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses
pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan
tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan
pembiayaan.
Pengukuran, Tes, dan evaluasi dalam pendidikan
berperan dalam seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi
dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian
istilah evaluasi. Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan
mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran
tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu
evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik-buruk Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat
kualitatif (Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001).
Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes
harus selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap
benar (Jacobs & Chase, 1992). Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam
kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban atau cara
pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui
alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Selain
dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas,
sementara itu pengukuran (measurement) tidak selalu menuntut jawaban atau
pengerjaan tugas.
Berdasarkan pengertian di atas penulis
menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil
tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan
menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil
pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu
dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing :
· Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
· Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
didik melalui program kegiatan belajar.
· Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia
pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995:
21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian
terletak pada waktu dan fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk
memperoleh informasi tentang orang lain. Pengukuran digunakan untuk memberi
angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek yang
diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil
keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran
sebelumnya.
Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya
terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar.
Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup
evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan
tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian
lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan
salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada
gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar
peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat
pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:“Bu Nisa
ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam
matapelajaran TIK. Untuk itu, Bu Nisa memberikan tes tertulis dalam bentuk
objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya Bu
Nisa sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Nisa memeriksa lembar jawaban
peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan rumus
tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta
didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan
seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor
tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh
nilai dan arti dari setiap skor tersebut, Bu Nisa melakukan pengolahan skor dengan
pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 – 10
menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36
memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8
(berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan).
Sampai disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup
penilaian hasil belajar. Jika Bu Nisa menilai seluruh komponen pembelajaram
maka berarti terjadi evaluasi.“
Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi ~ Blog >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi ~ Blog >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi ~ Blog >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Informasi sangat berguna bagi khususnya calon guru :) .Terima kasih buat infonya.
ReplyDelete